TIDAK semua orang mempunyai cita-cita untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang dikenal dengan sebutan pesantren. Pun tidak semua siswa, pelajar, atau peserta didik yang mengenyam pendidikan di sebuah lembaga pendidikan Islam memiliki animo yang besar untuk membangun sebuah pesantren.
Jika hendak menyebut alasan tentang ketidakminatan mereka untuk membangun dan merealisasikan pendidikan Islam melalui sebuah lembaga pendidikan pesantren, boleh jadi karena pesantren masih menjadi momok bagi sebagian orang.
Orang sudah lama terjebak pada status quo kenikmatan, kesejahteraan, dan ketercukupan hidup keseharian di rumah, sembari melupakan bagaimana hidup prihatin, ikhtiar nyata dalam wujud kerja dengan cara turun ke lapangan.
Lain daripada itu, cara berpikir yang muncul, bertumpuk dan berkelindan memenuhi memori manusia lebih dominan pada pemerhatian aspek materil ketimbang non materil. Pun juga tidak banyak yang mengusahakan perimbangan antara kedua aspek tersebut. Padahal tidak ada orang yang mampu bertahan hidup dengan cara mengesampingkan satu aspek saja dari kedua aspek yang ada.
Sungguh luar biasa mereka yang dengan sungguh-sungguh memilih pesantren sebagai tempat pengabdian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar