PROPOSAL
Bantuan Pengadaan Peralatan
Kematian
I. Pendahuluan
Kehidupan
merupakan anugerah yang besar bagi manusia. Disebut anugerah karena manusia,
dengan kehidupan, dapat bergerak secara leluasa untuk menerjemahkan apa yang
dipelajari dan diyakini sebagai kebenaran –Islam. Disebut anugerah karena
manusia menyadari bahwa kehidupan tidak pernah membeli, kehidupan hadir begitu
saja kepada siapa saja, dan kehidupan datang tanpa pilih kasih.
Namun
patut disadari oleh manusia, bahwa kehidupan itu datang untuk beberapa waktu,
durasi yang berbatas, dan limitnya pun ada. Jika sudah tibalah saatnya,
ajal akan menjelang dan menghampiri siapa saja dari kalangan manusia tanpa
terkecuali –yang kaya, yang sok kuasa, yang mengatur kehidupan melebihi
Tuhan, yang miskin, yang tidak mampu, bahkan yang disebut kere sekalipun
juga akan menghadapinya.
Kematian
adalah suatu hal yang pasti terjadi, bisa dialami oleh orang yang berusia muda,
juga bisa dialami oleh orang tua. Kematian ini bisa terjadi kapan saja dan
kepada siapa saja.
Karena
saatnya kematian, yang umumnya tidak bisa diduga, sehingga segala sesuatunya
tidak ada persiapan. Akibatnya keluarga yang ditinggalkan, selain berduka juga
membutuhkan dana yang sifatnya segera untuk pengurusan jasad yang meninggal.
Adalah
anugerah Allah Ta’ala yang luar biasa diberikan kepada setiap makhluk-Nya, yang
bernama “hidup”. Dengan hidup, setiap makhluk, khususnya manusia, dapat berbuat
dan bergerak sesuai dengan hati nurani dan tuntunan hidup yang dipegangi secara
kuat. Hidup yang berdasarkan tuntunan ilahiyah tentu menjadi keniscayaan dalam
kehidupan setiap insan Muslim. Oleh sebab hidup yang merupakan pemberian Allah
Ta’ala ini menjadikan setiap yang “diberi hidup” menyadari sepenuh hati makna
dan pentingnya pemberian yang berharga tersebut. Ini adalah amanat. Bagi
siapapun yang menerima, konsekuensinya adalah beribadah kepada-Nya. Namun
sebaliknya, bagi yang acuh tak acuh, tidak peduli dan tidak pula menghargai
hidup, suasana yang penuh kesadaran sedemikian itu sangat sulit muncul dalam kehidupannya.
Seperangkat
nilai dan norma Islami yang bersumber pada Alqur’an dan Sunnah menjadi pola
bagi tingkah laku kalangan Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari
sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Sebagai wujud realisasi nilai dan norma ini kita
menjadikannya pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi,
keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis,
mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan,
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengembangkan seni dan budaya
yang menunjukkan perilaku uswah hasanah (teladan yang baik).
Sebagaimana
halnya dengan hidup, mati juga menjadi wilayah ketuhanan, hak prerogatif Allah.
Mutlak menjadi rahasia-Nya. Siapapun yang telah mendapat vonis ‘ajal’ tidak
dapat menolak dan menghindar darinya. Mustahil pula untuk di-‘nego’, agar dapat
diundur atau dimajukan dari waktu yang telah ditentukan.
Kematian,
meski ditakuti oleh sebagian orang, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan, hingga menjadi jelas pengertian hidup dan mati. Jika salah satu dari
keduanya tidak ada, sangat sulit menjelaskan apa itu “hidup” dan apa
sesungguhnya yang bernama “mati”.
Alqur’an
memberikan pencerahan kepada setiap insan Muslim: “Sesungguhnya Kami
menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka
kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)
Berkenaan
dengan ayat di atas, Tafsir At-Thabari menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah
telah menghidupkan yang mati dari apa yang telah Dia ciptakan. Dia menuliskan
apa yang telah mereka lakukan di (semasa hidup) dunia berupa kebaikan dan keburukan,
kesalehan amal dan kejahatannya. Semua ‘tinggalan dan bekasan’, sebagaimana
disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, berupa bekas-bekas langkah setiap insan
menuju ketaatan ataupun kemaksiatan. Semua itu direkam dan dicatat secara
sistematis oleh Malaikat Raqib dan Atid, sehingga kelak di akhirat dapat
dilihat oleh masing-masing pelakunya.
Demikianlah,
Allah dengan kekuasan dan kehendak-Nya menghidupkan dan mematikan.
Agama
memberikan tuntunan yang tegas tentang bagaimana setiap insan Muslim dapat menjalani
hidup. Karena hidup membawa konsekuensi terhadap apa yang kita lakukan dan
perbuat. Kewajiban manusia adalah berusaha, meski mereka tidak dapat mengetahui
dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya.
Allah menyatakan:
“Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dia-lah
yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Luqman: 34)
Islam
sungguh mengatur segala aspek kehidupan, hatta kematian sekalipun. Dalam hidup
itulah siapapun diberi kesempatan yang sama untuk berusaha dan berupaya dalam
mencari penghidupan. Meski mencari penghidupan ini menjadi sarana dan alat
untuk menyambung hidup, kadang di sebagian manusia melupakan bahwa ada terminal
terakhir yang harus dilampaui, negeri akhirat. Aturan yang bersifat Qur’ani
menyebutkan:
“Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur”. (QS. at-Takatsur:
1-2).
Ayat
tersebut mengingatkan bahwa berlomba-lomba dalam mengumpulkan harta, anak,
pengikut, bermegah-megahan dengan kemuliaan dan sebagainya telah melalaikan orang dari ketaatan.
Kenyataan ini banyak terjadi di sebagian kaum Muslim, oleh karena tidak ada kesadaran
dan pemahaman yang benar tentang Garis-garis Besar Haluan Islam (Alqur’an dan
As-Sunnah). Yang pada akhirnya kematian merenggut nyawa dan tidak ada lagi
suatu perbaikan yang dapat dilakukan. Oleh sebab kesadaran di saat ajal
menjelang tak ada guna.
Tidak
seorangpun yang mengetahui kapan dan di mana ia akan mengalami kematian. Jika
ada yang mampu menginformasikan hal ini, sungguh merupakan kebohongan yang
besar.
Musibah
kematian yang dihadapi oleh setiap manusia membuka setiap indera kita untuk
melihat, mendengar, merasakan dan memaknai bahwa terbentang seribu satu jalan
menuju kematian. Melalui kesadaran ruhani kita mencoba merefleksikan diri,
introspeksi diri, dan menemukan kondisi kita pada titik mana, kedekatan pada
Allah atau sebaliknya –menjauh. Maknanya, kita fokus, sadar dan bersemangat
untuk melakukan kesiapan diri dalam kesalehan dan ketaatan, hingga kapanpun
‘panggilan’ itu datang, kita telah siaga dan siap segalanya. Bukankah
sebaik-baik bekal menuju akhirat adalah taqwa?
Allah
mensinyalir dalam Alqur’an: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji
kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun”. (QS. Al-Mulk: 2)
Ayat
di atas perlu kita renungkan, mengapa Allah tidak menghendaki ‘yang lebih
banyak amalnya’, namun yang Dia pilih adalah ‘yang lebih baik amalnya’. Rahasia
apakah di balik itu?
Demikian
pula hadits tentang semua amal terputus kecuali tiga perkara (HR. Muslim); ayat
yang memberi peringatan kepada kita agar tidak mati melainkan dalam keadaan
Islam (QS. Al-Baqarah: 132); ayat tentang soal puaskah kita dengan kehidupan
dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat (QS. Al-Taubah: 38); kesemuanya adalah
rambu-rambu setiap insan Muslim dalam mengarungi bahtera kehidupan. Tentunya
jaminan keselamatanlah yang Allah berikan.
Keinginan
manusia untuk bermegah-megahan dalam soal duniawi, sering melalaikan manusia
dari tujuan hidupnya. Dia baru menyadari kesalahannya itu setelah maut
mendatanginya; manusia akan ditanya di akhirat tentang nikmat yang
dibangga-banggakannya.
Hanya
pertolongan Allah sajalah yang mampu membuka mata hati manusia untuk membaca
setiap musibah kematian, dan dengan ‘pisau’ kritislah yang mampu menganalisis
dan mengambil hikmah dari hal tersebut. Mereka yang mampu mengeja ayat berikut
dalam kehidupan:
“Allah
memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum
mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan
kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi
kaum yang berfikir”. (QS. Al-Zumar: 42)
Dari
sinyal keagamaan di atas dan ketulusan memaknainya akan mengantarkan setiap
insan Muslim pada martabat kemanusiaan yang dekat dengan Allah, sehingga ia
akan kembali kepada-Nya dengan keadaan sebagaimana disebutkan dalam Alqur’an:
“Hai
jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam
syurga-Ku”. (QS. Al-Fajr: 27-30)
Mestinya
kita menyadari ayat di atas dalam setiap langkah kehidupan ini. Dan tentunya
tidak ada lagi ketakutan menghadapi kematian, karena semua adalah milik Allah
dan kembali kepadaNya.
II. Dasar Pemikiran
Pada saat terjadi musibah kematian di komunitas Perumahan
Megawon Indah, masih ditemukan kesulitan untuk mendapatkan bantuan peralatan
kematian. Yang kadang untuk mendapatkan pinjaman salah seorang keluarga yang
mendapat musibah harus kembali ke tempat asalnya untuk mendapatkan pinjaman.
Padahal dalam rangka pengurusan yang berhubungan dengan
kematian hendaknya dipermudah dan tidak mengalami kesulitan.
Warga muslim Perumahan Megawon Indah, baik yang NU,
Muhammadiyah, PKS, HTI, Salafi atau apapun label yang ingin disematkan pada
dirinya sejatinya, berinisiatif mengadakan pembuatan peralatan kematian berupa
pembuatan cekatil, sebagai wujud kebersamaan, prinsip gotong royong, dan
meringankan beban saudara sesama muslim yang mendapat musibah.
III. Tujuan
Pengadaan
peralatan
kematian berupa cekatil
ini bertujuan untuk:
§ Memberi kemudahan bagi keluarga
yang sedang ditimpa musibah
§
Meringankan beban keluarga yang
sedang ditimpa musibah
§
Sebagai wujud santunan konkrit non-uang.
§
Sebagai wadah gotong royong
§
Sebagai tempat untuk mempererat tali
persaudaraan
§ Sebagai
lahan amal ibadah.
IV. Jenis Kegiatan
“Pengadaan
Peralatan
Kematian (berupa Cekatil dan
perlengkapannya)”
V. Target
Tersedianya
anggaran dana sebesar Rp. 9,680,000.00,- (Sembilan juta enam ratus delapan puluh ribu rupiah)
VI. Sasaran Anggota/Peserta
Warga
masyarakat khususnya di lingkungan Perumahan Megawon Indah, dan umumnya warga sekitar –baik desa Megawon,
Tumpangkrasak, dan Ngembal Kulon.
VII. Anggaran Dana
Sebagai bentuk gambaran akan kebutuhan dana yang hendaknya
dipersiapkan dalam rangka mewujudkan perlatan kematian, berikut ini adalah
perincian harga peralatan kematian berdasarkan sumber informasi yang ada.
Perincian Harga
Peralatan Kematian
|
|||||||
(Informasi dari
Toko Perlengkapan Kematian Daerah Jember/Menara
|
|||||||
No
|
Keterangan
|
Harga
|
Unit
|
Jumlah
|
|||
1
|
Payung bahan
kain
|
200,000.00
|
1
|
200,000.00
|
|||
2
|
Kain penutup
cekatil huruf bordir (panjang standar, 2-3 meter)
|
500,000.00
|
1
|
500,000.00
|
|||
3
|
Aling-aling
penutup jenazah saat disucikan (panjang 9 meter)
|
400,000.00
|
1
|
400,000.00
|
|||
4
|
Bendera/tanda
kematian
|
20,000.00
|
4
|
80,000.00
|
|||
(Informasi
pengerjaan dari Aris Las Brayung)
|
|||||||
No
|
Keterangan
|
Harga
|
Unit
|
Jumlah
|
|||
5
|
Cekatil: tinggi
kaki 50 cm; lebar samping 75 cm; panjang + pegangan 250 cm
|
3,500,000.00
|
1
|
3,500,000.00
|
|||
6
|
Dipan/balai
tempat jenazah: panjang 220 cm; lebar 80 cm; tinggi 60 cm (posisi bisa
dilipat)
|
2,500,000.00
|
1
|
2,500,000.00
|
|||
7
|
Kursi panjang
untuk memangku jenazah saat pensucian: pj 215 cm; lbr 80; t 60 cm
|
1,750,000.00
|
1
|
1,750,000.00
|
|||
8
|
Pijakan kaki:
pj 215 cm; t kaki 15 cm; lbr 20 cm
|
750,000.00
|
1
|
750,000.00
|
|||
Total
Keseluruhan
|
9,680,000.00
|
||||||
NB. Bahan
berasal dari stainless
|
|||||||
X.
Susunan Panitia
Ketua
:
Ali Musthofa (+62812741650)
Sekretaris
: M. Ali Fikri (+628575656000)
Bendahara
I : Abul Qasim (+628174747300)
Bendahara II : Thaha Husein (+628128273939)
X. Penutup
Demikianlah
proposal ini dibuat, semoga apa yang menjadi maksud, tujuan dan harapan dari
terselenggaranya pengadaan cekatil membawa manfaat bagi kaum Muslim di
lingkungan Perumahan Megawon Indah dan sekitarnya.
Kudus, 05 Mei
2018
Ketua,
|
Sekretaris,
|
M. Abdullah
|
M. Ali Fikri
|
Mengetahui,
Pembina Majelis
Taklim,
|
Sesepuh,
|
KH. Maujud Dhomir
|
Abdullah
Muhammad
|
Mengetahui,
Kepala Desa
Megawon
Drs. Noorasag
Assalamualaikum, Nama saya Siska wibobo saya tinggal di Surabaya di Indonesia, saya seorang mahasiswa, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman untuk sangat berhati-hati karena ada banyak perusahaan pinjaman penipuan dan kejahatan di internet , Sampai saya juga sudah di tipu di salah satu KSP on'line, tapi saya tidak pernah putus asa saya terus buka info di gogle dan saya melihat posting Bapak Suryanto tentang kisah cerita beliau dapat pinjaman di bank BI pusat jakarta tanpa di persulit beliau hanya melampirkan KK,KTP,AKTE lahir dan Jaminan Sertifikat RUMAH,dan saya
BalasHapusJuga pun memberanikan diri menghubungi nomor WA yang diterapkan dalam postingan bapak suryanto yaitu nomor WA bpk arif kepala bagian transfer Bank Indonesia pusat WA beliau di 085321740123
Dan beliau menjelaskan tabel pinjaman 25 juta sampai 500 juta dan waktu pinjaman hanya sampai 2 tahun itupun tidak di bayar perbulan penyampainan beliau , dana itu harus langsung di kembalikan pokok dan bunga uang'nya selama 2 tahun jadi kalau 200 juta nanti 2 tahun kemudian baru di kembalikan pokok dan bunga total 204.000.0000
Penyampaian beliau ini program dana pinjaman covid 19 dari seluruh dunia
Alhamdulillah setelah saya laporan semua berkas yang di butuhkan oleh bapak hj arif kurniawan, 5 jam kemudian saya dapat pesang singkat/sms bengking saldo saya bertambah 200 juta dari Bank indonesia alhamdulillah saya sangat bersyukur telah mendapat'kan bantuan pinjaman dana dari Bank Indonesia pusat sekali lagi terima kasih kepada bapak hj arif kurniawan yang telah membantu saya semoga bapak arif di beri umur panjang dan sukses selalu.amin
> pinjaman 25 juta sampai 100 juta
Bunga 1 juta pertahun
Pinjaman 100 sampai 200 juta
Bunga 2 juta pertahun
Pinjaman 200 sampai 300 juta
Bunga 3 juta pertahun
Pinjaman 300 sampai 400 juta
Bunga 4 juta pertahun
Pinjaman 400 juta sampai 500 juta
Bunga 5 juta pertahun