Jumat, 15 Maret 2019

AKSI Penembakan

PENEMBAKAN DI MASJID


Apa yang terjadi di Masjid Selandia Baru merupakan suatu kebiadaban. Tindakan yang terkutuk. Agama manapun yang memiliki asas perikemanusiaan pasti tidak rela dan tidak pula senang terhadap kejadian tersebut.

Tindakan yang lepas kendali tersebut merupakan cerminan bahwa masih ada arogansi di belahan bumi sebelah sana. Adakah manusia yang peduli dan melerai kejadian itu? Ataukah keamanan tidak lagi berfungsi sebagai garda depan dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan warganya?

Setiap yang dilahirkan memiliki hak untuk hidup. Dan setiap yang hidup memiliki kebebasan untuk memilih; beriman atau tidak. Kebebasan yang dimiliki seseorang tentu memiliki batasan yang orang lain tidak boleh diganggu, dihalangi, ataupun diserang.

SIAPA yang mendapatkan gangguan dari orang lain, maka pemerintah setempat harus tegas memberikan tindakan berdasarkan ketegasan atas hukum yang berlaku. Siapa yang mendapat halangan, maka individu yang lain juga berkesempatan untuk membantu dan membuang jauh halangan tersebut. Bahkan jika ada serangan yang muncul, otoritas setempat memiliki tugas dan tanggungjawab atas apa yang terjadi.

Lantas, sebutan apakah yang layak diberikan kepada pelaku aksi penembakan orang-orang yang tidak bersalah--yang sedang khusyu' melakukan peribadatan? Label apakah yang sesuai dengan arogansi penembak orang-orang yang sedang beribadah jum'at? Apakah orang yang menembak itu berjenggot?

ISLAM bahkan tidak pernah menebarkan kebencian kepada siapapun. Lantas siapakah yang dengan sengaja menebar kebencian itu? Motif apakah yang melatari aksi yang dilakukan?

ISLAM seringkali dicap, dilabel dan diteriaki dengan sebutan yang 'tidak menyenangkan', tidak pula menguntungkan bagi pemeluknya. Stigma buruk acap kali menerpa ISLAM. Adakah di antara umat manusia yang beragama lain membela ISLAM?

Tidak ada terorisme dalam ISLAM, kecuali jika ada pihak ketiga yang sengaja mempermainkan keadaan. Tidak ada terorisme dalam ISLAM, kecuali jika ada orang yang dengan kebenciannya menyudutkan dan memperlakukan orang Islam secara tidak adil.

AKSI penembakan yang tidak berdasar pada perikemanusiaan memberikan konsekuensi pada pelakunya bahwa ia bukanlah manusia. Aksi penghilangan nyawa manusia yang dilakukan itu telah merusak kedamaian dan hak asasi manusia.

Suatu keprihatinan bahwa umat Islam yang baik menjadi sasaran tindak arogan. Suatu kepedihan bahwa kaum muslim yang tulus melaksanakan agamanya ternodai dan terkotori oleh perilaku biadab.

Jika TATANAN dunia tak lagi diindahkan oleh manusia, maka TABRAKAN kepentingan akan terjadi. Bahkan, tatanan dunia dibuat untuk melanggengkan kepentingan segelintir penguasa dunia. Lantas, manusia akan hormat pada tatanan yang mana?

Manusia yang masih menghormati tatanan yang berbasis agama dan memuliakan kemanusiaan, maka itulah sejatinya manusia yang mulia.

Kadang peperangan disulut oleh sesuatu yang sesungguhnya tidak terjadi, hanya berangkat dari suatu asumsi, kekhawatiran, atau ancaman. Naif sekali.

Mungkinkah dunia membuka mata atas kasus ini, juga kasus-kasus lain di seluruh jagad semesta yang dihuni oleh manusia? Akankah dunia terdiam oleh penyiksaan, pembunuhan atau perilaku pengrusakan dan pelecehan atas hak-hak manusia?

Jik  kita masih merasa manusia, tentu akan mengecam aksi penembakan yang terjadi di kota Christchurch Selandia Baru.

Jangan tunggu ALLAH SWT mengambil tindakan pembalasan atas perilaku manusia dan negara yang lalim, arogan, lagi kejam terhadap negara lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IDUL ADHA DI MASA PANDEMI

  الحمد لله القائل: ﴿ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ﴾ [الحج: 32]، وأشهد أن لا إله إلا الله وح...