Senin, 15 Oktober 2018

Berbuatlah! Selagi Ada Waktu


Selagi Ada

Pesantren tidak pernah tutup. Ia selalu terbuka untuk siapa saja; yang mau menjadi santri, yang mau jadi guru, yang ingin mengabdi, yang belajar administrasi, hingga yang menunaikan tugas memasak untuk semua penghuni pesantren, dan juga untuk yang memberi perhatian kepada pesantren.
Pesantren menjadi rumah kedua setelah rumah kita sesungguhnya. Hingga pada suatu tingkatan tertentu, seseorang menjadikan pesantren sebagai ‘istri’nya, sehingga perhatian dan perlakuannya sangat istimewa.
Pada titik penyadaran seseorang terhadap pesantren di mana relasi seseorang dengan pesantren begitu dekat, menunjuk pada penyatuan seseorang sebagai diri pribadi dengna pesantren sebagai entitas yang patut untuk ditumbuhkembangkan, dibina dan dimajukan.
Pada aspek kebijakan, banyak yang menjadikan seseorang (khususnya yang berposisi sebagai pengasuh, profil model, atau guru) terpanggil untuk memandang dan mencermati pesantren sebagai kekuatan yang dapat memberikan penguatan pada pribadi para santri.
Pada aspek aktivitas, banyak yang mengantarkan setiap orang kepada kemampuan dan keterampilan; mampu berinteraksi dalam pelbagai perbedaan, mampu menjalankan tugas dengan baik dan bertanggungjawab, dan mampu belajar dalam berbagai keadaan.
Selagi ada waktu dan kesempatan di pesantren, semua elemen baik santri, guru maupun pengasuh, berkhidmat dan belajar dalam peran masing-masing. Siapapun, tanpa terkecuali, yang tinggal di pesantren siap dipimpin dan memimpin.
Selagi masih menjadi santri, saatnya untuk mengelaborasi pesantren dalam dinamika dan aktivitasnya. Selagi ada amanah untuk menjadi apapun di pesantren, semuanya berbuah pengalaman, pembelajaran dan sarat dengan hikmah.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IDUL ADHA DI MASA PANDEMI

  الحمد لله القائل: ﴿ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ﴾ [الحج: 32]، وأشهد أن لا إله إلا الله وح...