Selasa, 09 Oktober 2018

Cermin 1: Perencanaan di Pesantren


Cermin 1: Perencanaan di Pesantren

Pesantren adalah sebuah sistem yang menjadikan setiap orang tergerak untuk berpartisipasi dan terlibat dalam proses yang proaktif berdasar pada disiplin dan prinsip kepesantrenan.
Eksistensi disiplin dan prinsip kepesantrenan merupakan keharusan untuk berdaya dan survivenya sebuah pesantren.
Pesantren yang berdaya menumbuhkembangkan rencana dan konsep keagamaan secara nyata bagi para penghuni pesantren. Rencana dan konsep keagamaan dimaksud adalah pilihan dalam beramal dan berpraktek syari’ah dengan berbasis pada fikih yang disepakati.
Pesantren yang survive juga menunjukkan kemampuannya dalam menjaga kelestarian dan eksistensi pesantren dalam kehidupan jangka panjang.
Apabila dalam perjalanan kehidupan global kita temukan lembaga pendidikan Islam (pesantren) tidak lagi hidup, seiring wafatnya sang kyai atau pengasuh pesantren, maka hal ini dapat menjadi kontemplasi dan refleksi bahwa keberadaan pesantren yang kita nimbrung, berkutat, dan bahkan berjibaku di dalamnya hendaknya mendapat perhatian khusus bagi penyiapan generasi penerus.
Kesadaran akan adanya keterbatasan kesempatan setiap orang dalam lingkup pesantren untuk memimpin, membina, mengajar, berkontribusi, mengatur, membantu, mendidik, atau aktivitas edukatif lainnya memberikan sebuah aksi nyata dalam menyiapkan kandidat pemimpin, pengasuh, hingga kyai untuk meneruskan apa yang dipandang maslahat, manfaat, dan baik.
Jangan biarkan kesadaran tersebut berlalu begitu saja, tanpa adanya respon positif-proaktif. Setiap yang muncul dan nampak di pesantren, bagi siapapun, menjadi bagian dari proses pendidikan yang ditegakkan.
Dan berangkat dari kesadaran masing-masing elemen pesantren itulah keinginan untuk menjaga pesantren mendapat peluang, cita-cita untuk mengembangkan pesantren mendapatkan perhatian, dan dinamika intelektual mengarahkan pesantren pada jalurnya yang benar.
Baik keharusan pesantren untuk berdaya maupun survive itu melahirkan kesadaran para pelaku pendidikan di pesantren untuk terus menerus menjadikan khazanah keilmuan dan nilai-nilai yang ada di pesantren sebagai kekayaan yang hendaknya dimanifestasi dan diaktualisasi dalam kehidupan keseharian santri hingga kyai.
Kyai sebagai figur yang membuat rencana kependidikan pesantren, mengelola dan mengendalikannya, sehingga fungsi dari semua elemen yang ada di pesantren menjadi jalan dan efektif.
Opsi-opsi pelatihan tanggungjawab melalui pendelegasian, pelimpahan amanah, penugasan dan sejenisnya menjadi suatu keniscayaan bagi siapapun yang dipersiapkan untuk mengurus, memimpin dan menjaga kehidupan pesantren di masa yang akan datang.
Sebagai contoh nyata, adanya pendelegasian kyai kepada seorang guru atau santri dalam suatu kegiatan yang diadakan di pesantren ataupun di luarnya merupakan sarana untuk penguatan dan pembelajaran yang penting dalam konteks pendidikan yang lebih luas.
Keberadaan kyai atau pimpinan pesantren yang secara sungguh-sungguh mewujudkan sistem kaderisasi dan penyiapan generasi berikutnya untuk keberlangsungan pesantren pada masa mendatang merupakan anugerah yang besar dari Allah Ta’ala. Dan patutlah seorang kyai atau pimpinan pesantren melakukan hal itu sebelum terlambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IDUL ADHA DI MASA PANDEMI

  الحمد لله القائل: ﴿ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ﴾ [الحج: 32]، وأشهد أن لا إله إلا الله وح...