Cermin 1: Perencanaan di Pesantren
Pesantren
adalah sebuah sistem yang menjadikan setiap orang tergerak untuk berpartisipasi
dan terlibat dalam proses yang proaktif berdasar pada disiplin dan prinsip
kepesantrenan.
Eksistensi disiplin
dan prinsip kepesantrenan merupakan keharusan untuk berdaya dan survivenya
sebuah pesantren.
Pesantren yang berdaya
menumbuhkembangkan rencana dan konsep keagamaan secara nyata bagi para penghuni
pesantren. Rencana dan konsep keagamaan dimaksud adalah pilihan dalam beramal
dan berpraktek syari’ah dengan berbasis pada fikih yang disepakati.
Pesantren yang survive juga
menunjukkan kemampuannya dalam menjaga kelestarian dan eksistensi pesantren
dalam kehidupan jangka panjang.
Apabila dalam perjalanan
kehidupan global kita temukan lembaga pendidikan Islam (pesantren) tidak lagi
hidup, seiring wafatnya sang kyai atau pengasuh pesantren, maka hal ini dapat
menjadi kontemplasi dan refleksi bahwa keberadaan pesantren yang kita nimbrung,
berkutat, dan bahkan berjibaku di dalamnya hendaknya mendapat perhatian khusus bagi
penyiapan generasi penerus.
Kesadaran akan adanya keterbatasan
kesempatan setiap orang dalam lingkup pesantren untuk memimpin, membina, mengajar,
berkontribusi, mengatur, membantu, mendidik, atau aktivitas edukatif lainnya memberikan
sebuah aksi nyata dalam menyiapkan kandidat pemimpin, pengasuh, hingga kyai untuk
meneruskan apa yang dipandang maslahat, manfaat, dan baik.
Jangan biarkan kesadaran tersebut
berlalu begitu saja, tanpa adanya respon positif-proaktif. Setiap yang muncul dan
nampak di pesantren, bagi siapapun, menjadi bagian dari proses pendidikan yang ditegakkan.
Dan berangkat dari kesadaran masing-masing
elemen pesantren itulah keinginan untuk menjaga pesantren mendapat peluang, cita-cita
untuk mengembangkan pesantren mendapatkan perhatian, dan dinamika intelektual mengarahkan
pesantren pada jalurnya yang benar.
Baik keharusan pesantren untuk
berdaya maupun survive itu melahirkan kesadaran para pelaku
pendidikan di pesantren untuk terus menerus menjadikan khazanah keilmuan dan
nilai-nilai yang ada di pesantren sebagai kekayaan yang hendaknya dimanifestasi
dan diaktualisasi dalam kehidupan keseharian santri hingga kyai.
Kyai sebagai figur yang membuat rencana kependidikan
pesantren, mengelola dan mengendalikannya, sehingga fungsi dari semua elemen
yang ada di pesantren menjadi jalan dan efektif.
Opsi-opsi pelatihan tanggungjawab melalui pendelegasian, pelimpahan
amanah, penugasan dan sejenisnya menjadi suatu keniscayaan bagi siapapun yang dipersiapkan
untuk mengurus, memimpin dan menjaga kehidupan pesantren di masa yang akan datang.
Sebagai contoh nyata, adanya pendelegasian kyai kepada seorang
guru atau santri dalam suatu kegiatan yang diadakan di pesantren ataupun di luarnya
merupakan sarana untuk penguatan dan pembelajaran yang penting dalam konteks pendidikan
yang lebih luas.
Keberadaan kyai atau pimpinan pesantren
yang secara sungguh-sungguh mewujudkan sistem kaderisasi dan penyiapan generasi
berikutnya untuk keberlangsungan pesantren pada masa mendatang merupakan anugerah
yang besar dari Allah Ta’ala. Dan patutlah seorang kyai atau pimpinan pesantren
melakukan hal itu sebelum terlambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar