Menghafal
Al-Qur’an
Suatu keindahan dalam hidup
manusia apabila dalam waktu dan kesempatan yang dimiliki itu diisi dengan
kegiatan yang mampu memberi dampak positif dan kuratif. Salah satu kegiatan
yang sungguh berfungsi bagi optimalisasi kemampuan jasmani-ruhani seseorang
adalah menghafal Al-Qur’an.
Mengapa menghafal Al-Qur’an
menjadi suatu pilihan mulia? Hidup dan kehidupan yang dijalani oleh seorang
manusia tidak dapat lepas dan terbebas dari sistem kehidupan yang berbasis pada
ketentuan Allah.
Kehidupan sehari-hari yang
dijalani oleh seorang manusia yang menjadikan Al-Qur’an sebagai hiasan verbal
menjadikannya dapat menikmati setiap anugerah yang diterima dari Allah Ta’ala.
Tidak ada kenikmatan yang tinggi melainkan dalam membaca, menghafal dan
memahami Al-Qur’an.
Silakan buktikan sendiri. Dalam
mendengar tilawah ayat saja, jika muncul suatu relaksasi dan reaksi
keteduhan hati, maka bacaan itu telah
mengirimkan efek multi-sensorik yang membawa perasaan hati dan keadaan pikiran
kepada suatu titik kulminasi ketenangan dan kebahagiaan.
Lebih dahsyat lagi, pengaruh
Al-Qur’an bagi penghafal dan penikmatnya. Dalam ayat-ayat yang dibaca itu telah
memberikan suatu kecerdasan kognitif dan merehabilitasi kekuatan psikomotor.
Betapa ayat-ayat yang dihafal itu menjadi obat, memicu otak untuk menghasilkan
morfin alami tubuh. Dan, subhanallah, perubahan demi perubahan positif,
bermanfaat dan fungsi multi-dimensi yang dihasilkan.
Sudah tidak ada lagi alasan untuk
menunda diri dari menghafal ayat-ayat Al-Qur’an.
Melalui ustadz Amru Rahman Al-Hafidz dan ustadz Muhammad Abdullah Al-Hafidz, para
santri belajar dan menekuni hafalan Al-Qur’an.
Menghafal Al-Qur’an menjadi kesibukan
sehari-hari, sewaktu-waktu, dan seterusnya. Para santri bahkan berdoa, “Ya Allah,
rahmatilah kami dengan Al-Qur’an, mampukan kami untuk mengamalkan Al-Qur’an, dan
masukkan kami bersama ahli Al-Qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar