Senin, 24 September 2018

Membangun Fisik dan Non Fisik PPHQ


Starting Point Membangun Pesantren

Kehadiran Pesantren ini tidak begitu saja dan numpang lewat, atau muncul seperti iklan yang lewat. Atau tiba-tiba hadir tanpa diundang ide dan gagasan itu datang.
Melalui sebuah semangat berhijrah the founding father, Buya Syukur Utsman, merealisasikan suatu kebaikan yang selama ini terpendam dan tenggelam. Momentum itu nyata dan nampak jelas seiring pendorong dalam bentuk amanah mulia –mengurus dan mengkoordinir Rumah Tahfiz wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya.
Dunia yang selama ini ditekuni dan digeluti berbalut materi, kapital dan profan –sarat dengan orientasi keduniaan dan profit kebendaan semata, sudah lepas dari mindset Buya Syukur Utsman. Orang-orang, di luar Pesantren ini, begitu fokus, serius dan sibuk dengan segmen ini, seakan-akan dengan keberadaan materi membawa kepada kelancaran dan kemudahan dalam jalannya roda kehidupan pendidikan, baik yang menyebut diri pesantren berbaju madrasah ataupun pesantren yang berjalan seiring dengan madrasah. Pemikiran tentang pembangunan fisik pesantren menjadi tantangan dan konsentrasi awal, yang dengan itu semua dianggap akan berjalan dengan baik dan lancar.
Tidak demikian halnya dengan Pondok Pesantren Harakatul Qur’an (PPHQ). PPHQ mengawali pembangunan fisiknya seiring dengan adanya tanah wakaf dan beberapa rupiah yang disiapkan untuk dana pembangunan. Setelah berjibaku, mengeluarkan keringat dan banting tulang, jadilah a). satu bangunan dua lantai multi-fungsi: untuk kantor KMI, kelas, musholla, asrama santri, dan tempat istirahat guru; b). dua rumah tinggal guru; c). empat saung; d). kamar mandi, dan e). guest house.
Subhanallah wal hamdulillah, seiring berjalannya waktu, pun telah dimulai dan dilanjutkan pembangunan masjid pesantren. Potret tiga dimensi masjid pesantren memberikan ciri khas sebagai masjid yang dibangun di ranah Minang.
Pesantren hadir dan mewujud dalam realitas dengan merujuk pada format ideal pesantren PMG dan model tahfiz DQ. i). Sebagai pesantren yang merealisasikan format ideal pesantren PMG, sistem KMI diterjemahkan dan disesuaikan dengan potensi dan kekuatan yang ada di PPHQ. Keberadaan SDM memberikan sentuhan gontori yang optimal dan maksimal; ii). Sebagai pesantren yang mengikuti model tahfiz DQ, pengelolaan waktu dan jadwal bagi para santri menjadi bagian yang terintegrasi dalam sistem pesantren yang ada.
Melalui pembangunan fisik dan non fisik di PPHQ itulah para pengasuh, guru, santri dan sivitas akademika PPHQ membangun atmosfir keilmuan dan menjunjung tinggi agama Allah.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IDUL ADHA DI MASA PANDEMI

  الحمد لله القائل: ﴿ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ﴾ [الحج: 32]، وأشهد أن لا إله إلا الله وح...