Minggu, 16 September 2018

Belajar di Pondok Pesantren Harakatul Qur'an


Belajar di PPHQ

“Masih belum kepikiran untuk menjadi santri?” Jika Anda pernah mengajukan pertanyaan seperti itu yang berujung pada sebuah jawaban yang menunjukkan indikasi negatif –alias tidak kepikiran sama sekali– bisa jadi cara berpikir yang hadir itu lain.
Saya tidak sedang membuat sebuah citra buruk tentang apa yang disebut sebagai melanjutkan studi. Anda lulusan SD, SMP ataupun SMA, sudahkah Anda berpikir bahwa sekolah adalah salah satu jawaban dari kegalauan Anda selama ini. Namun apakah dengan bersekolah itu, kegalauan itu menjadi terjawab dan selesai masalah?
Jika Anda memilih sebuah sekolah hanya karena mengejar apa yang Anda cita-citakan, berupa keinginan duniawi atau perolehan keuntungan, maka benarkah bahwa sekolah membantu Anda untuk menggapai dan memperolehnya?
Cobalah pikirkan, bahwa selama bersekolah, berapa jam pelajaran Anda menemukan Pendidikan Agama Islam –yang dengan itu Anda merasa bahwa hal itu cukup untuk kehidupan Anda kini dan esok?
Suatu hal yang patut dijadikan pertimbangan adalah bahwa setiap orang menjalani kehidupan baik duniawi maupun ukhrawi. Suatu perjalanan yang berbasis keyakinan, iman dan taqwa. Benarkah waktu Anda hidup di dunia lebih lama dan lebih panjang ketimbang hidup di akhirat?
Jika Anda memilih sekolah yang, sungguh-sungguh dan serius, memperhatikan keilmuan dan keagamaan Anda, adakah nilai-nilai dan prinsip-prinsip islami yang dapat Anda nikmati sebagai bekal menuju akhirat?
Pada suatu tingkatan tertentu, mungkin terdapat sekolah yang menawarkan persiapan dan bekal keagamaan yang cukup. Namun adakah yang memberikan tawaran 24 jam yang mau dan tulus mendidik Anda?
Pesantren PPHQ hendak menjawab apa yang menjadi soal, kegalauan, dan kebutuhan individu –intelektual, emosional dan juga spiritual.
 Pesantren PPHQ menyiapkan diri pribadi santri untuk siap hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai hal yang menyangkut kebutuhan jasmani dan ruhani, kesemuanya ada dan dihadirkan dalam miniatur kehidupan melalui sebuah pesantren.
Santri belajar untuk ikhlas. Santri belajar untuk sederhana. Santri belajar untuk memperkuat ukhuwah. Santri belajar untuk mandiri. Santri belajar untuk bebas yang islami.
Antara santri dan realitas begitu dekat. Antara santri dan teori begitu lekat. Antara santri dan Al-Qur’an begitu dekat. Antara santri dan praktek hidup islami tidak dapat dipisahkan.
Untuk menjadi santri tidak ada seorang pun yang memaksa Anda. Untuk hidup sebagai seorang santri pun tidak ada paksaan yang berakibat negatif.
Belajar di PPHQ tidak pernah berhenti. Pembelajaran yang terus menerus mengalir; dalam kelas, di lapangan, di kamar, dan di manapun santri hidup dalam lingkup pesantren.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IDUL ADHA DI MASA PANDEMI

  الحمد لله القائل: ﴿ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ﴾ [الحج: 32]، وأشهد أن لا إله إلا الله وح...