Belajar di PPHQ
“Masih belum kepikiran
untuk menjadi santri?” Jika Anda pernah mengajukan pertanyaan seperti itu yang
berujung pada sebuah jawaban yang menunjukkan indikasi negatif –alias tidak kepikiran
sama sekali– bisa jadi cara berpikir yang hadir itu lain.
Saya tidak sedang membuat sebuah
citra buruk tentang apa yang disebut sebagai melanjutkan studi. Anda lulusan
SD, SMP ataupun SMA, sudahkah Anda berpikir bahwa sekolah adalah salah satu
jawaban dari kegalauan Anda selama ini. Namun apakah dengan bersekolah itu,
kegalauan itu menjadi terjawab dan selesai masalah?
Jika Anda memilih sebuah sekolah
hanya karena mengejar apa yang Anda cita-citakan, berupa keinginan duniawi atau
perolehan keuntungan, maka benarkah bahwa sekolah membantu Anda untuk menggapai
dan memperolehnya?
Cobalah pikirkan, bahwa selama
bersekolah, berapa jam pelajaran Anda menemukan Pendidikan Agama Islam –yang
dengan itu Anda merasa bahwa hal itu cukup untuk kehidupan Anda kini dan esok?
Suatu hal yang patut dijadikan
pertimbangan adalah bahwa setiap orang menjalani kehidupan baik duniawi maupun
ukhrawi. Suatu perjalanan yang berbasis keyakinan, iman dan taqwa. Benarkah
waktu Anda hidup di dunia lebih lama dan lebih panjang ketimbang hidup di
akhirat?
Jika Anda memilih sekolah yang,
sungguh-sungguh dan serius, memperhatikan keilmuan dan keagamaan Anda, adakah
nilai-nilai dan prinsip-prinsip islami yang dapat Anda nikmati sebagai bekal
menuju akhirat?
Pada suatu tingkatan tertentu,
mungkin terdapat sekolah yang menawarkan persiapan dan bekal keagamaan yang
cukup. Namun adakah yang memberikan tawaran 24 jam yang mau dan tulus mendidik
Anda?
Pesantren PPHQ hendak menjawab
apa yang menjadi soal, kegalauan, dan kebutuhan individu –intelektual,
emosional dan juga spiritual.
Pesantren PPHQ menyiapkan diri pribadi santri
untuk siap hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai hal yang
menyangkut kebutuhan jasmani dan ruhani, kesemuanya ada dan dihadirkan dalam
miniatur kehidupan melalui sebuah pesantren.
Santri belajar untuk ikhlas.
Santri belajar untuk sederhana. Santri belajar untuk memperkuat ukhuwah. Santri
belajar untuk mandiri. Santri belajar untuk bebas yang islami.
Antara santri dan realitas
begitu dekat. Antara santri dan teori begitu lekat. Antara santri dan Al-Qur’an
begitu dekat. Antara santri dan praktek hidup islami tidak dapat dipisahkan.
Untuk menjadi santri tidak ada
seorang pun yang memaksa Anda. Untuk hidup sebagai seorang santri pun tidak ada
paksaan yang berakibat negatif.
Belajar di PPHQ tidak pernah berhenti.
Pembelajaran yang terus menerus mengalir; dalam kelas, di lapangan, di kamar,
dan di manapun santri hidup dalam lingkup pesantren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar