Prihatin
Pernahkah Anda, sebagai seorang suami, memanggil istri
Anda yang memberi jawaban “ya” namun tetap tinggal di tempat dan tidak menghadap Anda
–sedangkan ia sibuk dengan gadgetnya? Hanya dipanggil saja tidak mau datang,
apalagi untuk urusan lain.
Demikianlah orang, dengan alasan kesibukan atau hal lain,
tidak mengindahkan apa yang seharusnya dijadikan prioritas. Padahal hidup ini
harus ada yang didahulukan dan diakhirkan; didahulukan dalam hal dan perkara
yang memang tidak bisa ditunda, emergency, penting dan mendesak;
diakhirkan karena adanya antrian yang panjang dan daftar pekerjaan yang
menuntut untuk segera diselesaikan, sedangkan mengakhirkan bukan berarti
meninggalkan atau melupakan kewajiban, tugas dan tanggung jawab.
Menyadari setiap hal, bahwa ada yang masuk kategori
prioritas dan yang tidak, menunjukkan kesadaran adanya pemilahan dan pemetaan
tingkat kepentingan dan keperluan daripada perkara-perkara yang menjadi bagian
yang tak terpisahkan.
Pun
sebaliknya, sebagai seorang istri, memanggil suami Anda yang memberi jawaban “Ya, Ma” namun belum juga bergeser dari tempat duduknya –sedangkan
ia tidak mau meninggalkan android yang menempel di tangannya. Pernahkah?
Jika sudah demikian, dunia semakin tidak jelas. Jangan-jangan
untuk urusan lain yang mestinya butuh partisipasi, penanganan, dan bahkan perhatian
ekstra, menjadi tersisihkan dan terabaikan.
Apakah Anda juga termasuk yang prihatin terhadap masalah ini?
Jangan sampai urusan dengan Tuhan menjadi malas dan ditunda-tunda hanya gara-gara
makhluk yang bernama gadget, smartphone atau apalah.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar