Jumat, 03 Agustus 2018

Perasaan Prihatin


Prihatin

Pernahkah Anda, sebagai seorang suami, memanggil istri Anda yang memberi jawaban ya namun tetap tinggal di tempat dan tidak menghadap Anda –sedangkan ia sibuk dengan gadgetnya? Hanya dipanggil saja tidak mau datang, apalagi untuk urusan lain.
Demikianlah orang, dengan alasan kesibukan atau hal lain, tidak mengindahkan apa yang seharusnya dijadikan prioritas. Padahal hidup ini harus ada yang didahulukan dan diakhirkan; didahulukan dalam hal dan perkara yang memang tidak bisa ditunda, emergency, penting dan mendesak; diakhirkan karena adanya antrian yang panjang dan daftar pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan, sedangkan mengakhirkan bukan berarti meninggalkan atau melupakan kewajiban, tugas dan tanggung jawab.
Menyadari setiap hal, bahwa ada yang masuk kategori prioritas dan yang tidak, menunjukkan kesadaran adanya pemilahan dan pemetaan tingkat kepentingan dan keperluan daripada perkara-perkara yang menjadi bagian yang tak terpisahkan.
Pun sebaliknya, sebagai seorang istri, memanggil suami Anda yang memberi jawaban “Ya, Ma” namun belum juga bergeser dari tempat duduknya –sedangkan ia tidak mau meninggalkan android yang menempel di tangannya. Pernahkah?
Jika sudah demikian, dunia semakin tidak jelas. Jangan-jangan untuk urusan lain yang mestinya butuh partisipasi, penanganan, dan bahkan perhatian ekstra, menjadi tersisihkan dan terabaikan.
Apakah Anda juga termasuk yang prihatin terhadap masalah ini? Jangan sampai urusan dengan Tuhan menjadi malas dan ditunda-tunda hanya gara-gara makhluk yang bernama gadget, smartphone atau apalah.....












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IDUL ADHA DI MASA PANDEMI

  الحمد لله القائل: ﴿ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ﴾ [الحج: 32]، وأشهد أن لا إله إلا الله وح...