Senin, 13 Agustus 2018

Ikhlas itu Pondasi Kehidupan


Ikhlas

“Siapa di antara kita yang ikhlas?”, tanya seorang jama’ah di sebuah Masjid di sebuah Perumahan. “Jika ada, saya akan belajar kepadanya.”, lanjutnya. Pernyataan tersebut di atas bukanlah suatu ungkapan sederhana, namun ia keluar (dari) dan terucap (oleh) dorongan keadaan internal seseorang yang sungguh-sungguh mencari dan terus mencari. Padahal yang dicari tak kunjung ditemukan.
Menyebut kata ikhlas begitu mudah, namun untuk merealisasikannya akan banyak tantangan dan rintangan, diperlukan belajar dan belajar, dibutuhkan ketekunan dan kecermatan.
Apapun perbuatan yang manusia lakukan hendaknya diawali dengan sebuah niat yang tulus, sebuah kebesaran hati, harapan puncaknya hanya kepada Allah Ta’ala.
Niat yang tulus menjadi indikator penting bagi pelaksanaan suatu amal perbuatan. Suatu amal perbuatan yang didasari ketulusan akan melahirkan banyak kebaikan; tidak hanya di dunia kini, namun juga di akhirat kelak.
Jangan pernah menyebut ‘harga’ untuk sebuah ketulusan. Pun jangan pula menganggap ketulusan hanyalah indikator yang ‘nilai’ bargainingnya rendah.
Di saat orang-orang hanya memperhatikan aspek lahir, maka ketulusan ini menjadi indikator utama bagi kepribadian dan pola pikir seorang muslim dalam kehidupan kesehariannya.
Penguatan terhadap keikhlasan dalam pelbagai aspek kehidupan telah menjadi tuntutan hidup seorang Muslim dalam praktek beragama, berbangsa dan bernegara.
Jika muncul pertanyaan, “Bagaimana upaya Anda untuk ikhlas dalam bekerja?”, maka realisasi pekerjaan itu sejatinya telah memiliki motivasi moral dan muatan esensial yang berdampak duniawi-ukhrowi.
Tidak ada larangan untuk berbuat tidak ikhlas. Pun tidak ada larangan untuk bekerja tidak tulus. Berbuat dan bekerja yang tulus dan ikhlas hanya untuk mereka yang sadar bahwa anugerah yang besar yang diberikan kepada manusia adalah membawa konsekuensi kehambaan dan representasi eksistensi ketuhanan. Bahwa kerja dan amal itu indah, dan ikhlas maupun tulus menjadi pengantar menuju ke langit.
Hanya ikhlas yang menjadi pondasi bagi seorang Muslim dalam beramal. Hanya ikhlas yang menjadi nuansa ilahiyah yang mewarnai kehidupan privat seorang Muslim.  
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IDUL ADHA DI MASA PANDEMI

  الحمد لله القائل: ﴿ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ﴾ [الحج: 32]، وأشهد أن لا إله إلا الله وح...