Jumat, 12 April 2019

Membuka Lembaran Baru

Membuka Lembaran Baru

Oleh: Moh.In’ami
Hampir semua orang mengalami apa yang disebut migrasi; baik dalam arti yang sebenarnya maupun dalam makna konotatif. Adanya migrasi menunjukkan dinamika setiap individu dalam kehidupan. Kehidupan individu sebagai manusia yang senantiasai belajar untuk hidup akan terus menerus menemukan salah satu bentuk sisi kehidupan itu sendiri yang bernama migrasi.
Dalam tatanan kehidupan sosial manusia, individu sering kali menghadapi berbagai masalah, kepentingan, reaksi, dan juga inisiasi. Kehadiran individu dalam sebuah sudut masyarakat telah mengindikasikan adanya unsur yang menunjukkan bahwa dirinya telah betul-betul menghadapi realitas yang ada.
Adakah manusia yang mampu melepaskan diri dari watak kehidupan yang selalu menyuguhkan berbagai macam bentuk masalah? Mungkinkah manusia menyadari bahwa dalam dirinya ada tersimpan kepentingan dalam setiap rangkaian kegiatan kehidupan yang ia jalani? Ataukah manusia bertindak dan berbuat hanya berdasarkan stimulan yang muncul di depan mata sehingga yang terlahir adalah tampilan reaktif belaka?
Jangan paksakan diri untuk memenuhi garis-garis dalam suatu lembar kehidupan, sementara lembaran itu telah penuh berisi dan padat oleh kenyataan yang tak pernah berhenti.
Tidak mesti membuka lembaran baru oleh adanya tekanan atau infiltrasi dari pihak luar yang dengan sengaja memberikan dorongan untuk bermigrasi. Tidak mesti membuka lembaran baru oleh adanya kebosanan yang sudah memuncak, hingga titik kulminasi.
Mengapa orang tidak berpikir bahwa lembaran baru itu dibutuhkan untuk sebuah ikhtiar pola pikir, menerobos kejumudan, dan menggilas pola pikir yang stagnan dan statis?
Padahal kehidupan ini terus berjalan dan bergeser, tidak ada yang tetap, utuh dan eksis untuk selamanya. Putaran kehidupan memberikan inspirasi kesadaran bahwa setiap yang hidup pasti akan mati, bahwa yang muda akan tua, bahwa mahasiswa yang masih semester dua akan berangsur-angsur ke semester delapan, dan begitulah seterusnya.
Lembaran baru dalam sebuah kehidupan manusia merupakan perpaduan antara ide gagasan manusiawi dengan ketetapan Tuhan yang berlaku bagi manusia. Tidak ada, hampir bisa dipastikan, manusia yang terbebas dari ketetapan Tuhan.
Siapa yang mampu menghindar dari lembaran-lembaran kehidupan? Siapa yang mempunyai kapasitas membuka lembaran baru? Siapa yang menghamparkan lembaran-lembaran itu dalam kehidupan manusia yang paling privat?
Ujian demi ujian, tantangan demi tantangan, cobaan demi cobaan, datang silih berganti. Dan lembaran-lembaran yang ada telah menjadi saksi sekaligus perekam jejak manusia yang paling valid dan orisinil.
Lembaran baru menjadi sebuah alternatif baru, jalan baru, cara berpikir baru, semangat baru, daya saing baru, cara hidup baru untuk menghadapi masa depan yang tidak dapat diprediksi dan diteropong melalui bidikan masa kini.
Tugas utama manusia adalah mempersiapkan diri untuk masa depan itu. Tidak ada kewenangan manusia untuk mendesain masa depan. Manusia hanya memasuki wilayah perencanaan dan persiapan diri melalui pembekalan diri dan pemaknaan terhadap sinyal-sinyal yang dikirim Tuhan melalui ayat-ayat qauliyah dan kauniyah-Nya. Juga mengambil setiap yang sahih dari petunjuk Nabi saw.
Lembaran baru menjadi sarana amal saleh dan berkreasi dalam koridor mardhatillah. Lembaran baru membuka paradigma berpikir yang lebih luas dan lebih dewasa.
Lembaran baru merupakan bagian dari sunnatullah. Jangan takut untuk melangkah. Kehidupan baru yang membuka harapan dan asa lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IDUL ADHA DI MASA PANDEMI

  الحمد لله القائل: ﴿ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ﴾ [الحج: 32]، وأشهد أن لا إله إلا الله وح...