Membuka Lembaran Baru
Oleh: Moh.In’ami
Hampir
semua orang mengalami apa yang disebut migrasi; baik dalam arti yang sebenarnya
maupun dalam makna konotatif. Adanya migrasi menunjukkan dinamika setiap
individu dalam kehidupan. Kehidupan individu sebagai manusia yang senantiasai
belajar untuk hidup akan terus menerus menemukan salah satu bentuk sisi
kehidupan itu sendiri yang bernama migrasi.
Dalam
tatanan kehidupan sosial manusia, individu sering kali menghadapi berbagai
masalah, kepentingan, reaksi, dan juga inisiasi. Kehadiran individu dalam
sebuah sudut masyarakat telah mengindikasikan adanya unsur yang menunjukkan
bahwa dirinya telah betul-betul menghadapi realitas yang ada.
Adakah
manusia yang mampu melepaskan diri dari watak kehidupan yang selalu menyuguhkan
berbagai macam bentuk masalah? Mungkinkah manusia menyadari bahwa dalam dirinya
ada tersimpan kepentingan dalam setiap rangkaian kegiatan kehidupan yang ia
jalani? Ataukah manusia bertindak dan berbuat hanya berdasarkan stimulan yang
muncul di depan mata sehingga yang terlahir adalah tampilan reaktif belaka?
Jangan
paksakan diri untuk memenuhi garis-garis dalam suatu lembar kehidupan,
sementara lembaran itu telah penuh berisi dan padat oleh kenyataan yang tak
pernah berhenti.
Tidak mesti
membuka lembaran baru oleh adanya tekanan atau infiltrasi dari pihak luar yang
dengan sengaja memberikan dorongan untuk bermigrasi. Tidak mesti membuka
lembaran baru oleh adanya kebosanan yang sudah memuncak, hingga titik
kulminasi.
Mengapa
orang tidak berpikir bahwa lembaran baru itu dibutuhkan untuk sebuah ikhtiar
pola pikir, menerobos kejumudan, dan menggilas pola pikir yang stagnan dan
statis?
Padahal
kehidupan ini terus berjalan dan bergeser, tidak ada yang tetap, utuh dan eksis
untuk selamanya. Putaran kehidupan memberikan inspirasi kesadaran bahwa setiap
yang hidup pasti akan mati, bahwa yang muda akan tua, bahwa mahasiswa yang
masih semester dua akan berangsur-angsur ke semester delapan, dan begitulah
seterusnya.
Lembaran
baru dalam sebuah kehidupan manusia merupakan perpaduan antara ide gagasan
manusiawi dengan ketetapan Tuhan yang berlaku bagi manusia. Tidak ada, hampir
bisa dipastikan, manusia yang terbebas dari ketetapan Tuhan.
Siapa yang
mampu menghindar dari lembaran-lembaran kehidupan? Siapa yang mempunyai
kapasitas membuka lembaran baru? Siapa yang menghamparkan lembaran-lembaran itu
dalam kehidupan manusia yang paling privat?
Ujian demi
ujian, tantangan demi tantangan, cobaan demi cobaan, datang silih berganti. Dan
lembaran-lembaran yang ada telah menjadi saksi sekaligus perekam jejak manusia
yang paling valid dan orisinil.
Lembaran
baru menjadi sebuah alternatif baru, jalan baru, cara berpikir baru, semangat
baru, daya saing baru, cara hidup baru untuk menghadapi masa depan yang tidak
dapat diprediksi dan diteropong melalui bidikan masa kini.
Tugas utama
manusia adalah mempersiapkan diri untuk masa depan itu. Tidak ada kewenangan
manusia untuk mendesain masa depan. Manusia hanya memasuki wilayah perencanaan
dan persiapan diri melalui pembekalan diri dan pemaknaan terhadap sinyal-sinyal
yang dikirim Tuhan melalui ayat-ayat qauliyah dan kauniyah-Nya. Juga mengambil
setiap yang sahih dari petunjuk Nabi saw.
Lembaran
baru menjadi sarana amal saleh dan berkreasi dalam koridor mardhatillah.
Lembaran baru membuka paradigma berpikir yang lebih luas dan lebih dewasa.
Lembaran baru merupakan bagian dari sunnatullah.
Jangan takut untuk melangkah. Kehidupan baru yang membuka harapan dan asa lebih
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar