Selasa, 23 April 2019

Belajar Kepedulian

Belajar Kepedulian
Oleh: Moh.In’ami
Setiap orang akan menghadapi fase-fase kehidupan yang ada di depannya. Fase itu hadir dan berlalu seiring berjalan dan berputarnya waktu. Tak satupun orang yang mampu menahan, merubah, apalagi melawannya.
Fase kehidupan manusia dan waktu adalah kepastian yang tidak mungkin dihindari oleh manusia dalam ruang dan waktu yang dia berada di dalamnya.
Salah satu fase itu adalah di mana anak manusia sedang menikmati masa-masa kuliah –menjadi mahasiswa. Inilah masa yang indah dalam koridor kemanusiaan. Inilah manusia, dengan segala kemampuan yang ditingkatkan dan diasah,  kritis dan serba ingin tahu.
Fase seorang menjadi mahasiswa merupakan anugerah besar yang diterima tidak oleh semua orang. Hanya mereka yang berkesempatan dan berkeinginan kuatlah yang mendapat label mahasiswa.
Sayangnya, mahasiswa yang telah sampai pada titik puncak keilmuan dan cara berpikir yang radikal lupa dan belum mengasah rasa asanya.
Silakan digunakan parameter berikut untuk melihat bahwa apakah sebagai mahasiswa, seorang manusia telah betul-betul memahami kemanusiaannya;
Pertama, status kehambaan kepada Allah SWT hendaknya selalu diupdate, diperbaharui dan dimantapkan. Ketidak-pedulian terhadap status ini akan menyebabkan seseorang lupa diri dan lupa daratan –bahwa dirinya hanyalah makh-luk biasa dan bukan Tuhan.
Kedua, fungsi kekhalifahan yang tak terelakkan. Fungsi ini menjadikan manusia sibuk dan dinamis dalam mengurus segala bentuk sumber daya alam yang ada, dengan mem-beri perhatian terhadap ekosistem yang ada. Tidak ada suatu tindakan atau perilaku yang diwujudkan manusia melainkan untuk kemaslahatan individu dan lingkungan.
Ketiga, partisipasi diri terhadap komunitas realitasnya. Adanya partisipasi diri ini memberikan indikasi bahwa keterlibatan seorang manusia terhadap dunia nyata dan lingkungan di mana ia hidup dan menjalani kehidupan sehari-hari lebih ia rasakan sebagai hal berharga dan menuntut perhatian lebih ketimbang komunitas di dunia maya. Keberadaan partisipasi dengan dunia nyata menunjukkan adanya rasa peduli dan cerdas dalam empati dan simpati.
Ketiga hal di atas menjadi sarana untuk membangun relasi vertikal dan horizontal kehidupan seorang mahasiswa sebagai manusia adanya. 

Melalui pemaknaan ketiga hal itulah seorang mahasiswa belajar untuk peduli dan memiliki kepedulian terhadap kehidupan realitasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IDUL ADHA DI MASA PANDEMI

  الحمد لله القائل: ﴿ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ﴾ [الحج: 32]، وأشهد أن لا إله إلا الله وح...